Kamis, 15 Juli 2010

hipertensi dalam kehamilan

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

A. PENGERTIAN
Kehamilan adalah suatu peristiwa yang dinantikan oleh setiap wanita yang sudah menikah. Dalam waktu 9 bulan akan dijalani proses kehamilan yang bersejarah bagi masing-masing ibu sampai pada saatnya kelahiran sang buah hati yang sangat dinantikan. Namun tidak semua kehamilan dapat berjalan dengan lancar, terdapat beberapa penyulit yang bisa terjadi pada masa kehamilan ini sehingga dapat mengancam jiwa ibu maupun janin.
Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah hipertensi dalam kehamilan.Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu penyakit yang sering dijumpai pada wanita hamil, di situ ditemukan adanya kelainan berupa peningkatan tekanan darah pada pemeriksaan ibu hamil. Pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolic berada di atas 140/90 mmHg, pengukuran sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali dengan selang waktu pengukuran 4 jam.
Kejadian hipertensi dalan kehamilan cukup tinggi ialah 5-15%, merupakan satu di antara tiga penyebab mortalitas (kematian) dan morbiditas (kejadian) ibu bersalin selain infeksi dan pendarahan. Hal itu dikarenakan angka kejadian yang tinggi dan penyakit ini mengenai semua lapisan masyarakat. Termasuk, beberapa waktu terakhir terjadi pada seorang figur publik yang cukup familiar dan sayang sekali nyawanya tidak dapat tertolong.
Hipertensi merupakan problema yang paling sering terjadi pada kehamilan. Bahkan,kelainan hipertensi pada kehamilan beresiko terhadap kematian janin dan ibu. Karena itu,deteksi dini terhadap hipertensi pada ibu hamil diperlukan agar tidak menimbulkan kelainan serius dan menganggu kehidupan serta kesehatan janin di dalam rahim.
Hipertensi pada kehamilan dapat diklasifikasikan dalam 4 kategori, yaitu:
1. Hipertensi kronik: hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg yang diukur setelah beristirahat selama 5-10 menit dalam posisi duduk) yang telah didiagnosis sebelum kehamilan terjadi atau hipertensi yang timbul sebelum mencapai usia kehamilan 20 minggu.
2. Preeklamsia-Eklamsia: peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan penambahan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai protein di dalam air seni (proteinuria). Eklamsia: preeklamsia yang disertai dengan kejang.
3. Preeklamsia superimposed pada hipertensi kronik: preeklamsia yang terjadi pada perempuan hamil yang telah menderita hipertensi sebelum hamil.
4. Hipertensi gestasional: hipertensi pada kehamilan yang timbul pada trimester akhir kehamilan, namun tanpa disertai gejala dan tanda preeklamsia, bersifat sementara dan tekanan darah kembali normal setelah melahirkan (postpartum). Hipertensi gestasional berkaitan dengan timbulnya hipertensi kronik suatu saat di masa yang akan datang.


B. PENYEBAB HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Penyebab utama dari hipertensi dalam kehamilan belum jelas,
tampaknya terjadi reaksi penolakan imunologik ibu terhadap kehamilan di mana janin dianggap dapat menimbulkan gangguan yang lebih banyak pada tubuh wanita hamil dibanding akibat tingginya tekanan darah, yaitu perubahan kimia total pada reaksi yang tidak dapat diadaptasi yang dapat menyebabkan kejang dan kematian pada wanita hamil.
Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga kali lipat. Pada wanita hamilberusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.
• Parietas
Pre eklampsia sepuluh kali lebih sering terjadi pada kehamilan pertama.
• Faktor gen
Ada hubungan genetik yang telah diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat sampai delapan kali
• Faktor janin
Kehamilan ganda memiliki resiko lebih dari dua kali lipat



C. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI DALAM KEHAMLAN
• systole/diastole yang lebih dari 140/90 mmHg pada wanita yang hamil, yang lebih dari takanan darah ibu biasanya.
• Nyeri kepala, penglihatan kabur, penglihatan ganda
• nyeri di daerah lambung dan mual atau muntah.
• pertambahan berat badan yang berlebihan

D. KOMPLIKASI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Penyakit hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi dari yang paling ringan sampai berat, bahkan kematian dan meliputi berbagai organ. Pada penderita penyakit ini dapat terjadi hipovolemia yaitu kekurangan cairan plasma akibat gangguan pembuluh darah, gangguan ginjal, gangguan hematologis, gangguan hati, gangguan neurologis, dan gangguan penglihatan.
Juga terjadi gangguan kardiovaskular, gangguan pernafasan dan yang paling berat yaitu sindroma HELLP (Hemolisis, Elevated Liver enzyme, Low Platelet count), serta disertai gangguan pada janin mulai dari fetal distress, terhambat pertumbuhan, prematuritas, hingga kematian dalam rahim.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengenali secara lebih mendalam mengenai penyakit ini. Terdapat banyak teori yang menjelaskan kejadian penyakit ini dan hingga kini semua masih dipercaya sebagai patofisiologi penyakit ini, antara lain teori kelainan pembuluh darah plasenta, teori imunologis, teori defisiensi gizi, teori defisiensi genetik, teori inflamasi, dan teori radikal bebas dan disfungsi endotel pembuluh darah.
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu terminologi luas dan terdapat pembagian di dalamnya, antara lain hipertensi gestasional (hipertensi yang timbul pada kehamilan dan menghilang setelah 12 minggu pascapersalinan), hipertensi kronis (kehamilan yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu dan menetap 12 minggu pascapersalinan).
Hipertensi yang tidak diobati dapat memberikan efek buruk pada ibu maupun janin. Efek kerusakan yang terjadi pada pembuluh darah wanita hamil akan merusak system vascularasi darah,sehingga mengganggu pertukaran okseigen dan nutrisi melalui placenta dari ibu ke janin. Hal ini bisa menyebabkan prematuritas placental dengan akibat pertumbuhan janin yang lambat dalam rahim.Ironisnya pula hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dapat mengganggu pertukaran nutrisi pada janin dan dapat membahayakan ginjal janin.
Selain itu,hipertensi bisa menurunkan produksi jumlah air seni janin sebelum lahir. Padahal,air seni janin merupakan cairan penting untuk pembentukan amnion, shingga dapat terjadi oligohydromnion (sedikitnya jumlah air ketuban).
Meskipun sebab utama dari belum jelas,
tampaknya terjadi reaksi penolakan imunologik ibu terhadap kehamilan di mana janin dianggap “Reaksi penolakan imunologik” dapat menimbulkan gangguan yang lebih banyak pada tubuh wanita hamil dibanding akibat tingginya tekanan darah, yaitu perubahan kimia total pada reaksi yang tidak dapat diadaptasi yang dapat menyebabkan kejang dan kematian pada wanita hamiL.
Jika didapatkan hipertensi dalam kehamilan sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit dan diberikan istirahat total. Istirahat total akan menyebabkan peningkatan aliran darah renal dan utero placental. Peningkatan aliran darah renal akan meningkatkan diuresis (keluarnya air seni),menurunkan berat badan dan mengurangnya oedema.
Pada prinsipnya penatalaksanaan hipertensi ditujukan untuk mencegah terjadinya eklamsia, monitoring unit feto-placental,mengobati hipertensi dan melahirkan janin dengan baik. Dalam persalinan sangat penting untuk mengontrol tekanan darah, monitoring keseimbangan cairan dan keluarnya air seni,”

E. PENCEGAHAN HIPERTENSI SELAMA KEHAMILAN
Tekanan darah tinggi menjadi mencemaskan terutama jika anda hamil, meskipun demikian anda dapat menghindari potensi terjadinya bahaya komplikasi karena masalah ini. Apabila anda berpikir tentang mempunyai seorang bayi dan anda mempunyai tekanan darah tinggi, bicarakan lebih dulu hal ini dengan dokter atau perawat. Lakukan langkah-langkah guna mengontrol tekanan darah tinggi anda sebelum dan selama kehamilan-dan dapatkan perawatan prenatal secara rutin dan teratur. Hal ini akan sangat menguntungkan dalam menjamin kesehatan bayi dan anda sendiri selama kehamilan.



Beberapa hal yang bisa anda lakukan sebelum hamil:
1. Pastikan tekanan darah anda berada dibawah kontrol (tetap dalam ukuran normal). Perubahan-perubahan gaya hidup seperti membatasi intake garam, melakukan aktifitas fisik secara teratur, dan juga menurunkan berat badan apabila anda overweight (kelebihan berat badan) bisa sangat membantu.
2. Diskusikan dan konsultasikan dengan dokter bagaimana hipertensi bisa berpengaruh pada bayi dan anda sendiri selama kehamilan, dan apa saja yang dapat anda lakukan untuk mencegah atau mengurangi masalah tersebut.
3. Apabila anda saat ini minum obat-obat untuk tekanan darah anda, tanyakan pada dokter apakah sebaiknya perlu merubah jumlah yang anda minum atau menghentikannya selama kehamilan. Saat ini para ahli menyarankan untuk menghindari obat angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors and Angiotensin II (AII) receptor antagonists selama kehamilan, obat-obat jenis lain untuk tekanan darah mungkin tidak menjadi masalah dan “ok” untuk anda gunakan. Jangan menghentikan atau merubah obat-obat yang anda minum kecuali atas anjuran atau advice dokter.
Beberapa hal yang bisa anda kerjakan ketika anda hamil:
1. Dapatkan perawatan medis prenatal (regular prenatal medical care) dengan layak dan teratur.
2. Lakukan olahraga selama kehamilan.
3. Hindari penggunaan alkohol dan produk tobacco (tembakau).
4. Konsultasikan dengan dokter mengenai apapun obat-obat yang dijual bebas di apotek yang anda minum atau anda berpikir ingin menggunakannya.

F. PENATALAKSANAAN DAN PENANGGULAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Setelah mengenal lebih jauh mengenai definisi dan pembagiannya, selanjutnya yang tidak kalah penting adalah pengobatannya sendiri. Pengobatan ini meliputi terapi primer yaitu pencegahan yang sebenarnya tidak dapat mencegah penyakit ini sepenuhnya, namun dengan diet yang benar (tinggi protein, rendah lemak, kaborhidrat dan garam, konsumsi antioksidan/buah-buahan) dan istirahat yang baik serta pengawasan yang rutin pada kehamilan diharapkan dapat menurunkan insidens penyakit ini.
Apabila penyakit ini telah ditemukan, maka terapi yang diberikan bertujuan untuk mencegah terjadinya preeklamsia berat dan eklamsia dengan menggunakan obat-obatan maupun perubahan pola hidup (diet, merokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang), serta melahirkan janin hidup dengan trauma sekecil-kecilnya. Jika penyakit ini sudah ditemukan, maka tujuan utama adalah mencegah kejang, mencegah kerusakan organ lebih lanjut, dan melahirkan bayi sehat.
Mengenai sikap terhadap kehamilan jika penyakit masih pada stadium ringan, maka dapat ditunggu (ekspetatif) hingga usia kehamilan mencukupi. Apabila penyakit berada pada stadium berat, maka sikap pada kehamilan dapat konservatif maupun aktif tergantung ada tidak penyulit. Jika terdapat penyulit, maka sikap aktif diambil dengan terminasi kehamilan. Tentu semua itu dilakukan di pusat-pusat kesehatan ibu dan anak yang memadai serta kerja sama tim yang baik.
Penyakit hipertensi dalam kehamilan adalah salah satu masalah kesehatan yang harus kita hadapi bersama-sama, tidak hanya oleh salah satu pihak saja misalnya tenaga kesehatan saja. Semuanya harus berperan, dimulai dari pasien, keluarga, suami, orangtua pasien, bahwa penyakit ini adalah penyakit yang serius dan harus ditangani dengan baik agar kehamilan dapat berjalan dengan baik dengan ibu selamat dan janin.

Jumat, 02 Juli 2010

metode penelitian kebidanan

METODE PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN ATAU DESAIN PENELITIAN
Rancangan penelitian ditetapkan dengan tujuan agar penelitian dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Berbagai cara dapat dilakukan untuk memilih rancangan penelitian. Secara garis besar rancangan penelitian dapat dibedakan berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.

Metode kualitatif
Metode kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
Penelitian kualitatif mempunyai ciri – cirri antara lain :
Instrument penelitian adalah penelitian sendiri dengan beberapa alat pengumpulan data sehingga penelitian memerlukan waktu yang banyak sekali
Data yang dikumpulkan bukan berupa angka tetapi dapat berbentuk kata – kata, narasi atau gambar
Cendrung bersifat induktif oleh karena itu tidak memerlukan hipotesis.


Metode secara kualitatif ada dua, yaitu :
Fenomenologik
Metode ini bersifat induktif, deskriptif, dikembangkan dari sebuah femomena. Bertujuan untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan, missal gambaran pengalaman seorang tentan rasa nyeri dalam kehidupannya.
Historis
Adalah sebuah metode penelitian kualitatif yang di deskriptifkan berupa narasi dan dianalisis berdasarkan kejadian masa lalu. Data diambil dari catatan, dokumen, laporan dan benda – benda sejarah.

Sistematika Penelitian Kualitatif
Judul
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Bab I Pendahuluan
Konteks Penelitian
Fokus Kajian Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bab II Perspektif Teoritis dan Kajian Pustaka
Bab III Metode Penelitian
Pendekatan
Batasan Istilah
Unit Analisis
Deskripsi Setting Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
Keabsahan data
Bab IV Hasil dan pembahasan
Bab VI Kesimpulan dan saran
Daftar pustaka
Lampiran

unsur yang ada dalam penelitian kualitatif
Judul, singkat dan jelas serta mengisyaratkan fenomena dan fokus kajian penelitian. Penulisan judul sedapat mungkin menghindari berbagai tafsiran yang bermacam-macam dan tidak bias makna.
Abstrak, ditulis sesingkat mungkin tetapi mencakup keseluruhan apa yang tertulis di dalam laporan penelitian.
Perspektif teoritis dan kajian pustaka, perspektif teori menyajikan tentang teori yang digunakan sebagai perpektif baik dalam membantumerumuskan fokus kajian penelitian maupun dalam melakukan analisis data atau membahas temuan-temuan penelitian. Sementara kajian pustaka menyajikan tentang studi-studi terdahulu dalam konteks fenomena dan masalah yang sama atau serupa.
Metode yang digunakan, menyajikan secara rinci metode yang digunakan dalam proses penelitian.
Temuan–temauan penelitian, menyajikan seluruh temuan penelitian yang diorganisasikan secara rinci dan sistematis sesuai urutan pokok masalah atau fokus kajian penelitian. Temuan-temuan penelitian yang disajikan dalam laporan penelitian merupakan serangkaian fakta yang sudah direduksi secara cermat dan sistematis, dan bukan kesan selintas peneliti apalagi hasil karangan atau manipulasi peneliti itu sendiri.
Analisis temuan– temuan penelitian. Hasil temuan memerlukan pembahasan lebih lanjut dan penafsiran lebih dalam untuk menemukan makna di balik fakta. Dalam melakukan pembahasan terhadap temuan-temuan penelitian, peneliti harus kembali mencermati secara kritis dan hati-hati terhadap perspektif teoritis yang digunakan.

Jenis-jenis Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif memiliki 5 jenis penelitian, yaitu:
Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri.
Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji.
Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.
Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.
Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.

Metode Pengumpulan Data kualitatif
Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur.
Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.
Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.

Teknik Analisis penelitian kualitatif
Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif di dasarkan pada pendekatan yang digunakan. Beberapa bentuk analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
Biografi
Langkah-langkah analisis data pada studi biografi, yaitu:
Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak, remaja, dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis atau seperti pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan
Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode
Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis.
Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan, serta mencari epipani dari kisah tersebut.
Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah, kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup individu.
Kemudian, riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut.
Fenomenologi
Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi, yaitu:
Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan
Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data.
Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan).
Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.
Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi).
Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut.
Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari gambaran tersebut ditulis.
Grounded theory
Langkah-langkah analisis data pada studi grounded theory, yaitu:
Mengorganisir data
Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
Open coding, peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari.
Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi, dan menggambarkan peristiwa tersebut.
Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding.
Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa.
Etnografi
Langkah-langkah analisis data pada studi etnografi, yaitu:
Mengorganisir file.
Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti.
Menginterpretasi penemuan.
Menyajikan presentasi baratif berupa tabel, gambar, atau uraian.


Studi kasus
Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu:
Mengorganisir informasi.
Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya.
Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori.
Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain.
Menyajikan secara naratif.

Keabsahan Data penelitian kualitatif
Beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu:
Kredibilitas
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check.
Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:
Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.
Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.
Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain.
Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.
Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.
Reliabilitas penelitian kualitatif
Reliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi konsep yaitu suatu konsep dan definisi yang dirumuskan berbeda-beda menurut pengetahuan peneliti, metode pengumpulan dan analisis data, situasi dan kondisi sosial, status dan kedudukan peneliti dihadapan responden, serta hubungan peneliti dengan responden.(IAHS)

Penelitian kuantitatif
Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan deduktif, logic, empiris, dan dapat diukur. Metode ini juga bersifat formal, objektif, sistematik, dan menggunakan data numeric untuk mendapatkan informasi berupa data. Metode penelitian kuantitatif terdiri dari :


Deskriptif
Bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang akurat dari sejumlah karateristik masalah yang diteliti. Penelitian deskriptif berguna untuk mendapatkan makna baru, menggambarkan kategori suatu masalah, menjelaskan frekuensi suatu kejadian dari sebuah femomena.
Contoh :
tinjauan terhadap pelaksanaan penyuluhan program imunisasi oleh kader kesehatan di posyandu mawar kecamatan panjang Bandar lampung tahun 2001
perawatan tali pusat bayi baru lahir di ruang neonatus RSUD abdul molek Bandar lampung tahun 2008.
Penelitian deskriptif dapat berbentuk survey dan case study
survey
kelebihannya :
melibatkan sejumlah orang yang cukup besar sehingga generalisasi dapat dibuat dan dipertanggung jawabkan
dapat menggunakan banyak pilihan alat pengumpul data seperti kuisoner, wawancara dan observasi
sering muncul ,masalah yang tidak diduga sehingga dapat sekaligus melakukan eksplorasi
dapat membenarkan atau menolak teori tertentu
biaya dan teknik yang mudah dan biaya yang murah seperti penggunaan jasa pos.
kekurangannya :
penelitian tidak mendalam
responden penelitian dapat berubah rubah sesuai dengan situasi saat ini
tidak ada jaminan semua populasi menjadi responden.
Case study
Kelebihannya :
Diperoleh seluruh aspek responden
Aspek yang diteliti lebih spesifik
Dapat menggunakan semua cara pengumpulan data
Biaya lebih murah karena spesifikasi aspek yang diteliti
Kekurangannya
Generalisasi sulit dilakukan dan dipertanggungjawabkan karena kecilnya sample
Waktu lebih lama karena banyak menggunakan metode pengumpulan data.
Korelasi
Bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara dua atau lebih variable penelitian. Dengan diketahuinya hubungan variable peneliti dapat menarik kesimpulan dari permasalahan yang diteliti, apakah ada hubungan atau tidak. Obyek penelitian dapat dibagi dalam dua jenis desain yaitu :
Desain korelasi deskriptif
Bertujuan untuk mengetahui hubungan yang terjadi pada sebuah fenomena, penggunaannya untuk mengidentifikasi hubungan yang terjadi sesaat, tanpa perlu kelompok control atau uji coba.
Ex : factor – factor yang berhubungan dengan tingginya drop out
imunisasi DPT bayi di desa kayu aro.







Desain korelasi prediktif
Digunakan bila penelitian yang akan dilakukan bertujuan ingin mengetahuan fenomena hubungan sebab akibat. Korelasi prediktif dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
Variable independent (bebas)
Yaitu variabel yang menjadi sebab atau timbulnya variable dependent.
Variable dependent (terikat)
Yaitu variabel yangdi pengaruhi atau variable akibat karena adanya variable independent.
Contoh : analisis hubungan antara besar gaji dan motivasi kerja bidan di RS bunda.




Komparasi
Untuk mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji coba pada objek penelitian, ada dua sampel atau dua uji coba pada objek penelitian yaitu :
Desain kohort
Disebut juga desain proyektif karena data yang dikumpulkan bersifat longitudinal. Penelitian ini digunakan untuk mencari perbedaan antara dua kelompok yang memiliki factor yang berbeda seperti kelompok bumil yang merokok dan tidak merokok.
Pertama diteliti dua kelompok sampel dan diikuti sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian diteliti kondisi sampel tersebut untuk melihat adakah perbedaan pada kedua sampel tersebut.
Contoh : perbedaan ibu hamil yang merokok dengan tidak yang merokok


Dioservasi selama I tahun
kohort

Desain case control
Disebut juga penelitian retrospektif, kebalikan dari desain kohort. Penelitian sampel dilakukan terlebih dahulu untuk kemudian ditelusuri factor resiko atau penyebab yang terjadi di masa lalu
Contoh :
penelitian tentang factor resiko ibu hamil perokok terhadap kejadian BBLR
Factor resiko kondisi saat ini




restropektif

Kuasi eksperimen
Metode penelitian kuasi eksperimen (pra eksperimen) bertujuan untuk menjelaskan atau mengklasifikasikan terjadinya sebuah hubungan dan menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga dapat dijadukan sebagai dasar memprediksi sebuah fenomena.
Desain kuasi eksperimen terdiri dari :
Desain satu kelompok post tes
Disebut juga desain one shot case study yaitusebuah perlakuan atau uji coba dilakukan pada sebuah kelompok tanpa kelompok control, selanjutnya kelompok tersebut dinilai atau diukur.
Contoh :
Efek penggunaan komunikasi terapeutik pada tingkat kepuasaan pasien dalam pelayanan kebidanan




Desain satu kelompok pre- post tes
Sebelum uji coba dilakukan pada sebuah kelompok tanpa kelompok control, dilakukan lebih dulu penilaian atau pengukuran pada kelompok tersebut. Selanjutnya dilakukan uji coba kelompok dan setelah uji coba kelompok tersebut dinilai kembali.
Contoh :
Perbedaan tingkat kepuasaan pasien pada pelayanan kebidanan sebelum dan sesudah dilakukan komunikasi terapeutik



The static group comparasion
Dirancang untuk meneliti pengaruh dari sebuah uji coba terhadap sekelompok obyek penelitian dengan membandingkannya pada kelompok control
Contoh :
Pengaruh kaegel exercise pada pasien incotenensia urine






Eksperimen
Penelitian ini bersifat objektif, sistematis dan terkontrol dengan tujuan untuk memprediksi sebuah fenomena atau menguji sebuah penyebab. Penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok yang dikontrol atau yang diberi tindakan dan kelompok kontrolyang tidak diberi tindakan. Design eksperimen terbagi dalam beberapa kelompok yaitu:
Postes dengan pemilihan
Design ini tidak mengukur kelompok sebelum melakukan uji coba baik pada kelompok uji maupun kelompok control.
Contoh :
Pemberian tablet Fe pada pasien primigravida di Puskesma metro.







Pre-postes dengan pemilihan
Hampir sama dengan desain postes dengan pemilihan perbedaannya terletak pada pengukuran, dimana sebelum uji coba kelompok uji dan control di ukur atau dinilai dahulu.
Contoh :
Pengaruh pemberian ti ndakan inhalasi terhadap kondisi dyspnea pada pasien eklampsi di RS Bandar Lampung.



Kelompok uji diacak




Kelompok kontrol diacak

Desain Solomon
Desain yang merupakan gabungan dari desain pre-postes dengan pemilihan dan desain postes dengan pemilihan. Desain ini terdiri dari 4 kelompok, 2 kelompok sebagai kelompok uji dan 2 kelompok lainnya sebagai kelompok kontrol.

RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN
Rancangan penelitian eksperimen dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
Rancangan – rancangan pra-eksperimen (pre-experiment designs)
Postes only design
Dalam rancangan ini intervensi telah dilakukan(X), kemudian dilakuan observasi atau postes (o2) dalam digambarkan:
Eksperimen postes
X
02
Keuntungannya doat digunakan untuk menjajaki masalah yang diteliti.
Rancangan “one group pretest-postest”
Rancangan ini tidak ada kelompok pembanding bentuk rancangannya adalah:
Pretes Perlakuan postes
01 x 02
Kelemahannya adalah tidak ada jaminan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel dependent karena intervensi atau perilaku.
perbandingan kelompok statis (statik grup komparison)
Pada rancangan ini ditambah kelompok kontrol atau pembanding. Rancangan ini diilustrasikan:
Perlakuan postes
X 02
02
Kelompok eksperimen
Kelompok kontrol

Rancangan-rancangan eksperimen sungguhan (true experiment designs)
Rancangan Pretes-Postes dengan Kelompok Kontrol (Pretes-Postes with Control Group)
Dalam rancangan ini di lakukan randomisasi artinya dilakukan pengelompokkan anggota-anggota kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan berdasarkan acak atau random. Kemudian pretes(01) pada kedua kelompok dan dilakukan intervensi (X) pada kelompok eksperimen. Selang beberapa waktu dilakukan postes (02) pada kedua kelompok. Bentuk rancangannya:
Pretes Perlakuan Postes
01 X 02
01 X 02
R (Kel.Eksperimen)
R (Kel,Kontrol)

Dengan randominasi R, maka kedua kelompok mempunyai sifat yang sama sebelum dilakukan intervensi.
Rancangan “Randomized Salomon Four Group”
Rancangan ini dapat mengatasi kelemahan eksternal validasi yang ada pada rancangan randomized control group pretes-postes. Bentuk rancangannya adalah:
Pretes perlakuan postes
01 X 02
01 02
X 02
02
R(kel.eksperimen)
R(kel.kontrol)
R(kel. Kontrol)
R(kel. Kontrol)





Rancangan Postes dengan Kelompok Kontrol (Postes Only Control group design)
Rancangan ini tidak diadakan pretes, bentuk rancangannya adalah:
Perlakuan postes
X 02
02
R(Kel.eksperimen)
R(Kel.kontrol)

Rancangan-rancangan eksperimen semu (quasi experiment designs)
Rancangan Rangkaian Waktu (Times Series Design)
Rancangan ini seperti rancangan pretes-postes, mempunyai keuntungan dengan melakukan observasi yang berulang – ulang sebelum sebelum da n sesudah perlakuan.
Bentuk rancangannya adalah :
pretes perlakuan postes
01 02 03 04 X 05 06 07 08

Rancangan Rangkaian Waktu Dengan Kelompok Pembanding (kontrol times series design)
Adalah Rancangan rangkaian waktu, hanya dengan menggunakan kelompok pembanding (control). Bentuk rancangannya adalah :
Pretes perlakuan postes
01 02 03 04 X 05 06 07 08
01 02 03 04 X 05 06 07 08
Kel. Eksperimen
Kel. kontrol
Rancangan”Non Equivalent Control Group”
Biasanya lebih dimungkinkan untuk membandingkan hasil intervensi program di suatu kontrolyang serupa tetapi tidak perlu kelompok yang benar benar sama. Bentuk rancangannya adalah :


Postes perlakuan pretes
kel.eksperimen 01 X 02
Kel. kontrol 01 02

Rancangan “ Separet Sample Pretes
Digunakan untuk evaluasi program pendidikan atau kesehatan, pengelompokkan anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok control tidak dilakukan secara random atau acak
Rancangan “ separate sample pretest – posttest “
Pengukuran pertama atau pre test dilakukan terhadap sampel yang dipilih secara acak dari populasi tertentu, kemudian dilakukan intervensi pada seluruh populasi tersebut.

POPULASI DAN SAMPEL
Pengertian Populasi Dan Sampel
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti tersebut adalah populasi penelitian atau universe. Sedangkan sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan di anggap mewakili seluruh populasi ini di sebut sampel penelitian. (Notoatmodjo,2005)
Populasi adalah kumpulan semua individu atau obyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan dihitung atau diukur dalam penelitian. Sedangkan Sampel adalah perwakilan dari populasi dengan karakteristik tertentu, yang dapat mewakili keadaan populasi yang sebenarnya.

Penentuan Besarnya Sampel (Sample Size)
Menetapkan besarnya atau jumlah sampel suatu penelitian tergantung kepada dua hal, yaitu:
Adanya sumber yang dapat digunakan untuk menetapkan batas maksimal dari besarnya sampel.
Kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas minimal dari besarnya sampel.
Untuk menghitung minimum besarnya sampel yang di butuhkan bagi ketepatan (accurancy) dalam membuat perkiraan atau estimasi proporsi-proporsi, kita perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang antara lain sebagai berikut:
Berapa angka perkiraan yang masuk akal dari proporsi-proporsi yang akan di ukur dalam penelitian.
Berapa tingkat kepercayaan yang diinginkan dalam penelitian tersebut, atau berapa jauh penyimpangan estimasi sampel dari proporsi sebenarnya dalam keseluruhan populasi. Apabila kita menginginkan derajat ketepatan yang tinggi diambil angka 0,01, maka jumlah sampel akan lebih besar daripada memilih ketepatan 0,05.
Berapa derajat kepercayaan (confidence level) yang akan digunakan, agar estimasi sampel akurat. Pada umumnya digunakan 91% atau 95% derajat kemaknaan (confidence level).
Berapa jumlah populasi yang harus diwakili oleh sampel tersebut. Apabila besar populasi > 10.000, maka ketepatan besarnya sampel tidak begitu penting. Tetapi bila populasi < 10.000, ketepatan atau besarnya sampel perlu diperhitungkan. Jumlah/besar sampel yang diinginkan bila populasi > 10.000 menggunakan rumus :
d=Z√(pxq/n) √((N-n )/(N-1))

Keterangan :
d = tingkat penyimpangan yang diinginkan 0,05 atau 0,01
Z = standar deviasi normal pada derajat kepercayaan 95% adalah 1,95
P = proporsi sifat populasi misalnya prevalensi. Bila tidak diketahui
Gunakan 0,5 (50%)
q = 1 – p
N = besarnya populasi
n = besarnya sampel

Jumlah sampel untuk populasi yang < 10.000 menggunakan rumus :

n=N/(1-N(d^2))

Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
d = tingkat penyimpangan yang diinginkan

Teknik Sampling
Pada umumnya hanya ada 2 jenis sampel, yaitu sampel-sampel probabilitas (probability samples) atau sering disebut random sample (sampel acak) dan sampel-sampel non probabilitas (non probability samples). Tiap-tiap jenis sampel ini terdiri dari bermacam pula.
Random Sampling
Teknik random sampling hanya boleh digunakan apabila setiap unit atau anggota populasi itu bersifat homogen. Hal ini berarti setiap anggota populasi mempunyai setiap kesempatan untuk diambil sebagai sampel.
Teknik ini dapat dibedakan menjadi :
Pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling)
Teknik ini dibedakan menjadi 2 cara, yaitu dengan mengundi anggota populasi (lottery technique) atau teknik undian, dan dengan menggunakan tabel bilangan atau angka acak (random number).
Pengambilan sampel secara acak sistematis (sistematic sampling)
Merupakan modifikasi dari sampel random sampling caranya dengan membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan. Hasilnya adalah interval sampel.
Pengambilan sampel secara acak stratifikasi (stratified sampling atau stratified random sampling)
Dilakukan dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota populasi, kemudian menentukan strata.
Langkah yang ditempuh pengambilan sampel secara stratified adalah:
Menentukan populasi penelitian.
Mengidentifikasi segala karakteristik dari unit-unit yang menjadi anggota populasi.
Mengelompokkan unit anggota populasi yang mempunyai karakteristik umum yang sama dalam satu kelompok misalnya, berdasarkan tingkat pendidikan.
Mengambil dari setiap strata sebagian unit yang menjadi anggotanya untuk mewakili strata yang bersangkutan.
Teknik pengambilan sampel dari masing-masing strata dapat dilakukan dengan cara random atau non random.
Pengambilan sampel dari masing-masing strata sebaiknya dilakukan berdasarkan perimbangan.
Pengambilan sampel secara kelompok atau gugus (cluster sampling)
Gugus yang diambil sebagai sampel ini terdiri dari unit geografis dan organisasi. Peneliti tidak mendaftar semua anggota atau unit yang ada dalam populasi.
Pengambilan sampel secara gugus bertahap (multi stage sampling)
Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan berdasarkan tingkat wilayah secara bertahap. Pelaksanaannya dengan membagi wilayah populasi ke dalam sub-sub wilayah dan setiap sub wilayah dibagi ke dalam bagian yang lebih kecil. Kemudian menetapkan sebagian wilayah populasi (sub wilayah) sebagai sampel. Dari sub wilayah (sampel) ditetapkan pula bagian-bagian sebagai smpel dan dari bagian-bagian yang kecil tersebut ditetapkan unit-unit yang terkecil diambil sebagai sampel.

Non Random (non probability) Sampling
Pengambilan sampel bukan secara acak atau random adalah tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan tetapi semata-mata hanya berdasarkan kepada segi-segi kepraktisan belaka. Metode ini mencakup :
Porposive sampling
Pengambilan sampel ini didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Berdasarkan ciri atau sifat populasi. Pelaksanaannya sebagai berikut : mengindentifikasi karakteristik populasi dengan mengadakan studi pendahuluan atau mempelajari hal yang berhubungan dengan populasi kemudian peneliti menetapkan sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian.
Quota sampling
Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara Quotum atau jatah . teknik ini di lakukan dengan cara pertama-tama menetapkan besar jumlah sampel yang diperlukan atau menetapkan Quotum (jatah). Kemudian quotum (jumlah) itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.
Accidental sampling
Pengambilan sampel ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia.

Kriteria Sampel(Inklusi Dan Eksklusi)
Criteria desain sampel yang baik adalah
Sampel yang diperileh merupakan representasi dari populasi penelitian
Ukuran sampel memadai dan mampu mewakili karakteristik populasi penelitian
Prosedur pengambilan sampelyang sederhan, praktis dan mudah dimengerti
Desain sampel yang ekonomis dan praktis
Syarat-syarat sampel yang ideal:
Dapat menghasilkan gambaran karakter populasi yang tepat
Dapat menentukan presisi (ketepatan) hasil penelitian dengan menentukan simpangan baku dari taksiran yang diperoleh.
Sederhana, mudah dilaksanakan
Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin Kalau syarat-syarat di atas tidak dapat dipenuhi, kesimpulan yang digeneralisasikan untuk populasi akan bias(bias conclusion).
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo. Soekidjo. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. PT Asdi Mahasatya : Jakarta
Chandra. Budiman. 2008. Metodologi penelitian kesehatan. EGC : Jakarta
Suyanto. dkk. 2008. Riset kebidanan. Mitra cendikia : Jogjakarta
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.